Senin, 14 Maret 2016

Matematika Tukang Kayu


Materi Pythagoras ini sangat mengesankan saya, karena saya kenal Pythagoras justru bukan dari sekolah tetapi dari seorang tukang kayu. Suatu hari ketika saya masih SMP saya dibuat terkesan oleh seorang tukang bangunan. Ketika si tukang akan membuat pojok bangunan (pondasi) maka ditetapkanlah pojok tersebut dengan menancapkan paku. Dari letak tersebut dengan menggunakan tali dan paku dia menandai sisi panjang = 80 cm dan sisi lebar = 60 cm.  Lalu si tukang memastikan rentang paku-paku di sisi panjang dan lebar harus = 100 cm. Ketika saya tanya, mengapa harus 60, 80 dan 100 pak tukang itu menjawab: "Ya ....... memang teorinya harus begitu."  (mungkin pelajaran dari maha guru tukangnya memang tidak menjelaskan lebih lanjut). Pada akhirnya saya tahu bahwa Pak Tukang sebenarnya sudah menggunakan Matematika dalam pekerjaannya.

Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus:
Pythagorean.svg
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas bujur sangkar: Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur sangkar ungu.
Sumber : Wikipedia Indonesia
Pythagoras (582 SM – 496 SM) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.

Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.

Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2}, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.

Related Posts:

  • Simulasi Gradien dengan Excel Gradien garis lurus memiliki arti yang penting dalam mempelajari persamaan garis lurus. Jika diberikan dua persamaan garis lurus, kita bisa m… Read More
  • Menghitung Perkalian dengan Cepat Menulis artikel di blog berkaitan dengan materi matematika dan IPA memang menyulitkan bagi sebagian besar orang.  Hal ini dikarenakan materi ma… Read More
  • Puisi Cinta Matematika Puisi Cinta Matematika ini saya posting ingin memberi suasana lain dari dunia matematika yang dianggap membosankan (padahal tidak), kalau kita lih… Read More
  • Makna Tahun Baru Tahun baru 2013 akan segera tiba. Tahun 2012 pun segera berakhir dan tentunya meninggalkan banyak kisah kehidupan yang berbeda-beda bagi setiap or… Read More
  • Ringkasan Materi Matematika SMP Ringkasan matematika SMP ini sengaja saya upload melalui blog ini agar khasanah ilmu kita semakin bertambah. Tidak hanya untuk sejawat guru matem… Read More

0 komentar:

Posting Komentar